Hudaini hasbi mengucapkan : "Selamat Datang" !


website perkuliahan Hudaini Hasbi yang menyajikan materi kuliah online untuk para mahasiswa Faperta UMJ,mudah-mudahan bisa membantu kurang bahan literatur yang ada dan bermanfaat bagi semua.

Wawlaahualam bissawab..!

Sabtu, 18 Juni 2011

GREEN CAMPUS VS GLOBAL WARMING DAN DEGRADASI

GREEN CAMPUS VS GLOBAL WARMING DAN DEGRADASI 
Oleh : Hudaini Hasbi
Summary

LINGKUNGAN

A green campus is a model of environmental , providing education and practical values of environment to the institution, the nation and the world. It integrates environment knowledge into all relevant disciplines, implements research and community service programs on environment, and implements environment knowledge into all campus policies and management practices. The green campus initiatives of Unmuh Jember  include
(1) develop a green policy: green campus strategic plan,
(2) establish teaching/curriculum, research and community services that reflect our green campus mission,
(3) establish a green campus environmental awareness campaign,
(4) implement environmentally management practices, and (5) establish a green campus organizational structure.

Mengapa Perlu Kampus Hijau?
Dunia sekarang ini sudah semakin panas. Meningkatnya pemanasan global ini sudah sangat menghawatirkan. Hal ini karena akan berdampak pada menurunnya  produksi pangan dunia, meningkatnya permukaan air laut dan banjir di kawasan  pantai, hilangnya pulau-pulau kecil, hilangnya spesies-spesies mahluk hidup, meningkatnya kekeringan, meningkatnya badai, dan dampak buruk lainnya. Meningkatnya pemanasan global tersebut, pada dasarnya diakibatkan oleh perbuatan dan keserakahan umat manusia itu sendiri. Penggunaan energi fosil yang tidak berkelanjutan, penggundulan dan pemba-lakan hutan, pembakaran lahan, dan penggembalaan yang tidak berwawasan lingkungan, adalah contoh-contoh intervensi manusia yang tidak berwawasan lingkungan. Akibat dari meningkatnya penggunaan energi fosil dunia dan meningkatnya degradasi sumberdaya lingkungan tersebut, emisi CO2 meningkat tajam yang berakibat pada meningkatnya pemanasan global seperti sekarang ini.
Dalam upaya pengurangan pemanasan global, PBB sudah mencanangkan tahun 2005-2014 sebagai ”the Decade of Education for Sustainable Development”, yang bertujuan mengintegrasikan dasar-dasar, tata nilai dan pelaksanaan pembanguan berke-lanjutan ke dalam semua aspek pendidikan. Kampus harus mendukung program aksi tersebut dengan tindakan nyata. Kampus sebagai pusat kepakaran dan lembaga yang sangat berpengaruh, harus mampu melakukan sesuatu dan memberi contoh best practices dalam mengurangi pemanasan global tersebut. Bagi Universitas Lampung, era ini harus menjadi momentum perubahan menuju paradigma pengelolaan pendidikan tinggi berwawasan lingkungan.
Apa itu Kampus Hijau?
Kampus hijau bukan berarti kampus yang gedung-gedungnya dicat hijau, atau kampus yang hijau dipenuhi oleh pepohonan saja, tetapi pengertiannya lebih dalam lagi. Kampus hijau adalah kampus yang berwawasan lingkungan, yaitu yang menginte-grasikan ilmu pengetahuan lingkungan ke dalam kebijakan, manajemen dan kegiatan tridharma perguruan tinggi. Kampus hijau mempunyai kapasitas intelektual dan sumberdaya dalam mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan tata nilai lingkungan ke dalam misi dan program-programnya. Kampus hijau didesain untuk menghasilkan para pemimpin bangsa, para politikus, para pengusaha, para petani dan para penduduk bumi lainnya yang mencintai bumi. Kampus hijau juga harus bisa menjadi contoh implemen-tasi pengintegrasian ilmu lingkungan dalam semua aspek manajemen dan best practices pembangunan berkelanjutan.
Manfaat dan Peran Kampus Hijau
Minimal ada lima manfaat dan peran Kampus Hijau dalam pembangunan berkelanjutan,yaitu
(1) jasa ekosistem mikro (micro-ecosystem services),
(2) konservasi sumberdaya,
(3) kegiatan tridharma,
(4) wisata kampus, dan
(5) model mini pengelolaan pendidikan tinggi berkelanjutan
(1) Jasa ekosistem mikro
Ruang terbuka hijau dalam Kampus Hijau biasanya dipenuhi pepohonan yang menyerupai ekosistem mikro hutan. Seperti ekosistem hutan, ruang hijau tersebut juga mempunyai jasa ekosistem (ecosystem services), yaitu
(a) meningkatkan carbon sink,
(b) memperbaiki kualitas udara,
(c) memperbaiki tata air, dan
(d) meningkatkan
keaneka-ragaman hayati.Dengan makin banyaknya pepohonan, semak dan rerumputan pada ruang terbuka hijau kampus, maka CO2 melalui proses asimilasi dikonversi oleh tumbuhan hijau tersebut menjadi biomasa (bio-C). Bio-C juga disimpan dalam tanah sebagai hasil dekomposisi serasah. Meningkatnya C-sink dalam bentuk biomasa maupun C organik tanah ini akan mengurangi kadar CO2 udara, sehingga akan menurunkan suhu udara. Sementara itu, oksigen hasil asimilasi yang dilepas ke udara,akan memperbaiki kualitas udara. Itulah sebabnya udara Kampus Hijau akan lebih segar dan lebih bersih
Perbaikan tata air Kampus Hijau dapat terjadi karena ruang terbuka hijau mempunyai kemampuan menyerap air hujan cukup tinggi. Melalui intersepsi dan infiltrasi air hujan yang tinggi, maka aliran permukaan menurun sehingga erosi menurun dan sebaliknya air bawah tanah akan meningkat secara berkelanjutan.
Konsep Kampus Hijau juga meman-faatkan cekungan-cekungan alami maupun buatan untuk menampung air permu-kaan/limbah, sekaligus untuk menambah air bawah tanah. Dengan demikian, konsep Kampus Hijau pada dasarnya didesain untuk memanen air hujan (rain water harvesting) baik secara vegetatif maupun secara fisik .
Keanekaragaman hayati Kampus Hijau baik yang berada di atas tanah (above ground biodiversity)maupun yang berada dalam tanah (below ground biodiversity) juga akan meningkat. Keragaman land uses, seperti pepohonon, semak, rerumputan, dan flora/fauna langka akan meningkatan keanekaragaman hayati above ground. Keanekaragaman land uses tersebut merupakan habitat ideal bagi burung, kupu-kupu dan biota lainnya, sehingga lebih meningkatkan indeks keanekaragaman hayati above ground.
Sementara itu, serasah dari keragaman land uses yang tinggi juga akan meningkatkan keaneka-ragaman biota tanah (below ground biodiversity), seperti makro fauna dan mikroorga-nisme dalam tanah. Meningkatnya keanekaragaman hayati tersebut akan meningkatkan stabilitas ekosistem mikro Kampus Hijau, yang pada akhirnya akan meningkatkan fungsi ekosistem mikro itu sendiri secara berkelanjutan.
(2) Konservasi sumberdaya
Konservasi sumberdaya yang sangat penting adalah sumberdaya energi. Menurut National Geographic (2007), kontributor utama pemanasan global saat ini adalah bahan bakar fosil untuk sumber energi masyarakat industri. Sumber energi ini menyumbang CO2 di atmosfir sebesar 80%, sisanya dari perubahan land uses dan pertanian. Oleh karena itu, salah satu strategi global utama untuk mengurangi emisi karbon setiap tahunnya adalah dengan cara konservasi energi.
Peran Kampus Hijau dalam mendukung agenda global tersebut sangat penting, yaitu dalam penhematan/konservasi energi, seperti penggunaan listrik untuk berbagai kegiatan tridharma dan manajemen. Penggunaan kendaraan, pemanfaatan air, dan pembelian bahan/barang semua harus memperhatikan kaidah konservasi.
Kebijakan hemat energi harus menjadi dasar semua aktivitas kampus.Selain konservasi energi, peran penting Kampus Hijau lainnya adalah dalam konser-vasi plasma nutfah. Kampus Hijau harus melestarikan berbagai flora dan fauna yang hampir punah (dilindungi). Arboratum dalam Kampus Hijau Unila yang merupakan koleksi berbagai pepohonan langka tropis, merupakan upaya kongkrit konservasi spesies pohon yang hampir punah. Pembibitan pepohonan langka diperlukan untuk melestarikan dan menyebarluaskan spesies-spesies langka tadi.
Laboratorium satwa yang dilindungi (rusa Sumatra) juga merupakan peran nyata Kampus Hijau dalam konservasi sumber-daya. Saat ini, rusa-rusa liar yang hidup di habitat kampus ternyata mampu beradaptasi, bahkan telah beranak-pinak.
Kampus Hijau ternyata juga berperan dalam konservasi burung dan kupu-kupu. Berbagai macam burung dan kupu-kupu di Kampus Hijau ternyata makin banyak. Bahkan ditemukan spesies burung dan kupu-kupu yang dilindungi.
(3) Kegiatan tridharma
Kampus Hijau adalah kampus yang mempunyai laboratorium lingkungan yang memadai. Di samping laboratorium konvensional, kampus hijau juga menyediakan laboratorium lapangan beragam antara lain laboratorium satwa liar, arboretum, embung, dan laboratorium alam lainnya yang dapat digunakan untuk melaksanakan tridharma perguruan tinggi di bidang lingkungan hidup. Laboratorium tersebut bukan hanya dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran, tetapi juga untuk penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Arboretum pepohonan misalnya, bisa digunakan untuk praktikum dan penelitian biologi, kehutanan, tanah dan ilmu terkait lainnya. Penelitian tentang keaneka-ragaman hayati baik above ground biodiversity maupun below ground biodiversity ,satwa liar, flora-fauna yang dilindungi, dan composting juga bisa dilakukan. Pengabdian pada masyarakat yang dapat dilaksanakan antara lain pelatihan cara teknik-teknik konservasi sumberdaya, pengomposan, pembibitan pohon, penanganan limbah dan pelatihan tentang lingkungan.
(4) Wisata kampus
Kampus Hijau jika ditata dan dirancang dengan baik dapat menjadi kampus yang asri, sejuk dan nyaman. Kampus bukan hanya menjadi tempat untuk pengembangan ipteks, yang penuh sesak dengan gedung-gedung angker, tetapi bisa juga menjadi tempat rekreasi yang asri. Dengan konsep Kampus Hijau, kampus bukan hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan saja, tetapi juga bisa menjadi salah satu tempat kunjungan wisata. Tempat-tempat di Kampus Hijau yang menarik bagi wisatawan kampus antara lain arboretum, laboratorium satwa liar, burung dan kupukupu, jogging track dalam kawasan arboretum, dan berbagai fasilitas olah raga.
Berbeda dengan tujuan wisata lainnya, wisata kampus mempunyai beragam tujuan yaitu mempromosikan, mensosialisasikan konsep pembanguan berwawasan lingkungan/berkelanjutan kepada masyarakat, dan jika dikemas dengan baik bisa menjadi salah satu sumber income generating Unmuh jbr.
(5) Model mini pengelolaan pendidikan tinggi berkelanjutan
Kampus Hijau dapat menjadi model institusi pendidikan tinggi yang mengintegrasikan ilmu lingkungan ke dalam kebijakan dan manajemen pendidikan tinggi. Sebagai model mini pengelolaan pendidikan tinggi berkelanjutan, Kampus Hijau dapat menjadi contoh good management practices tentang pengembangan kampus berwawasan lingkungan. Konservasi energi, pengelolaan limbah laboratorium, limbah organik/kom-, pos dan daur ulang lainnya adalah contoh-contoh best management practices yang dapat dijadikan model manajemen hijau. Jika Kampus Hijau sudah menerapkan prinsip-prinsip pengembangan pendidikan tinggi berkelanjutan/berwawasan lingkungan, maka Kampus Hijau tersebut dapat menjadi pelopor pembangunan berkelanjutan.
Program Aksi: Unmuh Jember Green Campus Initiatives
Kampus pada dasarnya sudah meletakkan dasar-dasar ”Kampus Hijau” sejak dimulainya pembangunan kampus Unmuh Jember  pertamakali. dan pengintegrasiannya dalam kebijakan dan manajemen kampus belum dilakukan. Oleh karena itu, dasar-dasar ”Kampus Hijau” harus terus dikembangkan melalui program Unmuh Green Campus Initiatives yaitu:
(1) kebijakan hijau: tata ruang dan rencana stratejik,
(2) pengembangan tridharma: pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang berwawasan lingkungan,
(3) penerapan best management practices,
(4) sosialisasi kesadaran lingkungan kampus hijau kepada mahasiswa, dosen dan karyawan, dan
(5) penguatan organisasi dalam pengelolaan kegiatan kebijakan hijau.

Program Aksi Kampus Hijau Unila dapat dijelaskan seperti berikut:
(1) Kebijakan hijau: tata ruang dan rencana stratejik Untuk mewujudkan Unmuh Jbr menjadi Kampus Hijau harus dimulai dari kebijakan hijau, yaitu kebijakan yang didasarkan pada prinsip-prinsip pembangunan berwawasan ling-kungan. Ruang terbuka hijau menjadi prasyarat utama tata ruang Kampus Hijau. Ruang terbuka hijau adalah ruang/lahan yang tidak boleh dibangun, bisa berupa arboretum, taman, kebun, embung dan lahan-lahan lainnya yang masih mempunyai fungsi ling-kungan. Nisbah antara luas ruang terbuka hijau dan luas ruang terbangun kampus 65:35. Lebih luasnya ruang terbuka hijau dibandingkan dengan luas ruang terbangun bertujuan agar udara kampus lebih segar, ketersedian air lebih dari cukup, dan kampus lebih asri. Arsitektur bangunan dan konstruksi gedung harus didasarkan pada kebijakan hijau, antara lain berwawasan lingkungan tropis, penggunaan energi lebih efisien dan menyatu dengan alam.
Rencana Stratejik Unmuh Jbr harus mangakomodasi kebijakan hijau, antara lain kebijakan tridharma dan manajemen pendidikan tinggi berbasis pembangunan berkelanjutan. Selain kebijakan audit keuangan yang sudah dilaksanakan, kebijakan audit lingkungan juga perlu dilakukan.
(2) Tridharma: pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat berwawasan lingkungan
Sesuai dengan Rencana Stratejik, kebijakan tridharma perguruan tinggi (PT) harus mengintegrasikan konsep-konsep pembangunan berkelanjutan. Data menunjukkan bahwa, fakultas pertanian dan MIPA paling banyak menawarkan mata kuliah lingkungan dan mata kuliah yang terkait dengan pembanguan berkelanjutan, yaitu berturut-turut 19 dan 14 mata kuliah, sedangkan FE, FH, FKIP, dan FT masingmasing 2 mata kuliah, dan fakultas yang paling sedikit menawarkan mata kuliah lingkungan adalah FISIP dan PSPD. Oleh karena itu, agar para alumni bisa menerapkan konsep-konsep pembangunan berkelanjutan dalam tugasnya nanti, diperlukan evaluasi dan perbaikan kurikulum terutama di fakultas-fakultas yang kurikulumnya belum memuat mata kuliah ilmu lingkungan.
Kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat harus mewarnai kebijakan Kampus Hijau. Kegiatan penelitian bukan hanya ditujukan untuk pengembangan ilmu lingkungan itu sendiri, tetapi juga menghasilkan teknologi-teknologi yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Kegiatan tersebut bukan hanya dilakukan di kawasan Kampus Hijau saja, tetapi juga dapat dilakukan di luar kampus. Topik-topik penelitian dan pengabdian pada masyarakat berkaitan dengan lingkungan hidup antara lain degradasi hutan, degradasi pertanian lahan kering dan kawasan pesisir, pencemaran sungai dan laut, penanganan limbah agroindustri, carbon sink komposting, keanekaragaman hayati, dan konservasi sumberdaya.
(3) Penerapan best management practices
Program pengelolaan kampus antara lain meliputi pengelolaan kebun/taman, keber-sihan kampus, rehabilitasi dan pemeliharaan gedung, pengelolaan limbah, penggunaan energi/listrik, dan pembelian bahan/barang habis pakai yang dapat didaur ulang. Bagi para pimpinan, kebijakan hijau terutama dapat diterapkan dalam perencanaan, manajemen dan kebijakannya. Dalam pelaksanaan di lapang, semua kegiatan tersebut harus mengikuti dasar-dasar pembangunan berkelanjutan. Bagi para mahasiswa, kegiatan-kegiatannya ditekankan pada pembentukan dan pengembangan kelompok-kelompok pencinta lingkungan, sekaligus menerapkan kebijakan hijau dalam kegiatan sehari-hari, misalnya menanam pohon di kampus, tidak membuang sampah sembarangan, mematikan listrik kalau sudah tidak digunakan, dan menutup kran air kalau sudah selesai digunakan. Dalam mengajar, para dosen harus mampu mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangun-an berkelanjutan dalam mata kuliahnya, dan dapat memberikan contoh bagaimana kita menghargai lingkungan. Para karyawan pun melakukan hal yang sama. Dalam tugas sehari-hari, mereka harus menjaga kebersihan kantor/kampus, dan melakukan penghematan sumberdaya, misalnya mematikan komputer/lampu ruangan setelah selesai bekerja, menghemat kertas dalam pengetikan, mendaur limbah kantor dan kegiatan hemat energi lainnya. Semua kegiatan tersebut merupakan best management practices yang bisa menjadi contoh untuk terus dikembangkan dalam mewujudkan Kampus Hijau Universitas Muhammadiyah Jember.
(4) Sosialisasi kesadaran lingkungan kepada mahasiswa, dosen dan karyawan
Sosialisasi Kampus Hijau sebenarnya sudah dilakukan di berbagai pertemuan, tetapi baru sebatas pengenalan, belum dalam bentuk konsep, kebijakan dan implementasinya. Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan para sivitas akademika dan karyawan dan sekaligus penerapannya dalam aktivitas sehari-hari. Kebijakan Kampus Hijau harus disosialisasikan kepada para pimpinan kampus, sivitas akademika dan karyawan agar mereka juga menerapkan kebijakan hijau ini dalam setiap aktivitas mereka. Sosialisasi Kampus Hijau dapat dilakukan melalui berbagai media: virtual maupun langsung ke masyarakat kampus.. Kebijakan hijau harus menjadi gerakan kampus yang bermuara pada pelaksanaan pembangunan kampus berkelanjutan.
(5) Penguatan organisasi dalam pengelolaan kegiatan kebijakan hijau
Agar Program Aksi Kampus Hijau dapat diimplementasikan dengan baik, diperlukan organisasi yang dapat menjalankan dan mengevaluasi program programnya. Dalam rangka efisiensi, sebaiknya UPT Kebun yang selama ini sudah melaksanakan pengelolaan kebun kampus, perlu ditingkatkan fungsi dan perannya lagi. Struktur organisasinya lebih dikembangkan lagi, dan pendekatan pengelolaanya lebih ditekankan pada prinsip-prisip pembangunan berkelanjutan. Penggunaan pestisida agar dikurangi, devisi kebersihan agar lebih ditingkatkan, kegiatan daur ulang (kompos) perlu dikembangkan lagi, penanaman pohon, semak dan rumput untuk menyediakan habitat kupu-kupu dan burung, perlu terus dilakukan. Selain itu, devisi pembibitan tanaman-tanaman kampus sebagai salah satu profit center, juga layak diadakan. Untuk melengkapi penanganan limbah, kolam-kolam buatan juga perlu dibangun, agar dapat digunakan untuk memanen air sekaligus untuk treatment limbah sebelum dibuang ke luar kampus.
Referensi
Anonim, 2006. Green campus. Alliances to Save Energy: Creating an Energy-Efficient World.
Anonim, 2006. Campus sustainable development structure. The Chinese University of Hongkong.
Anonim, 2007. Bridging the green gap: Moving from concept and knowledge to beheviour and action.
Green Campus Summit, September 21-23, 2007. The Arthur Irving Academy for the
Environment.
Anonim, 2007. Project that work: green campus best practices. Alliances to Save Energy: Creating an
Energy-Efficient World.
Brown, D.G., 2005. Planning a green campus. Environmentatal design and construction. BNP Media.
2007.
Karaoglanova, L., 2007. Green campus. Protecting the Balance between Climate and Life on Earth. A
Project of the Climate Institute.
McKibben, B. 2007. Carbon’s new math. To deal with global warming, the first strep is to do the
numbers. National Geographic. October2007

Rabu, 15 Juni 2011

MAKNA SUMBERDAYA ALAM

oleh: Ir. Hudaini Hasbi,MSc.Agr.
  • “Semua benda hidup dan mati yg terdapat secara alamiah di bumi,
  • Bermanfaat bagi manusia,
  • Dapat dimanfaatkan oleh manusia,
  • untuk memenuhi kebutuhan hidupnya 
Keberadaannya & ketersediaannya:
1. Sebaran geografisnya tdk merata
2. Pemanfaatannya tgt teknologi
3. Kalau diolah menghasilkan produk 
 
Klasifikasi SDA :
1. Lahan : kepemilikan,Penggunaan
2. Air : Air asin dan air tawar yg terdiri dari : air permukaan,air tanah,es/salju dan air atmosfir
3. Hutsan : lindung,produksi,suaka,wisata dan taman nasional
4. Mineral : strategis (A), Vital (B) dan lain (C)

NERACA SUMBERDAYA ALAM

1.  NERACA  =  TIMBANGAN
Alat untuk evaluasi keseimbangan antara dua komponen berbeda yg mempunyai kecenderungan saling berlawanan.
2.  NSDA : Alat evaluasi dan media informasi SDA yg mampu memberikan gambaran ttg kondisi SDA di suatu Daerah
3.  Data Numerik : Angka-angka  (Tabulasi)
     Data Deskriptif : Gambar-gambar
Data Spasial : Peta-peta (Manual, Digital)
4. Kriteria Evaluasi:  Baku Mutu,  Klasifikasi, Indeks Kualitas/ Karakteristik 
 
Penggunaan SDA secara efisien
Menghindari degradasi fungsi / kualitas lingkungan
Meminimumkan resiko bagi masa depan