Hudaini hasbi mengucapkan : "Selamat Datang" !


website perkuliahan Hudaini Hasbi yang menyajikan materi kuliah online untuk para mahasiswa Faperta UMJ,mudah-mudahan bisa membantu kurang bahan literatur yang ada dan bermanfaat bagi semua.

Wawlaahualam bissawab..!

Minggu, 03 Juli 2011

NILAI UJIAN SEMESTER MAHASISWA REGULER SORE ONLINE

DAFTAR NILAI MAHASISWA EKSTENSI YANG MENGIKUTI
MATAKULIAH SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

DOSEN PEMBINA : IR. HUDAINI HASBI,MSC.AGR.

NO
NAMA MAHASISWA
NILAI AKHIR
NILAI MUTU
1.
Fauzi Yanwar
75
B
2.
Gozali
75
B
3.
Yuswo Wiguno
75
B
4.
Imam
75
B
5.
Alan
75
B
6.
Dedy
83
A
7.
Yulia
75
B
8.
Amir
50
D
9.
Hadi Susatyo
72
B
10.
Ahmad
75
B
11.
Yogi
90
A

NB:
ü      BAGI YANG TIDAK ADA NAMANYA DI TABEL ATAS BERARTI TIDAK SAH MENGIKUTI MATA KULIAH SAYA DAN DIANGGAP TIDAK LULUS
ü      KALAU ADA YANG KURANG JELAS DAN KURANG PUAS SILAHKAN MENGHUBUNGI DOSEN YBS
ü      BAGI YANG TELAH LULUS SAYA UCAPKAN SELAMAT ATAS PERJUANGANNYA



DOSEN PEMBINA


  TTD


IR. HUDAINI HASBI,MSC.AGR.

Sabtu, 02 Juli 2011

Soal Ujian Semester Managemen SDA dan Lingkungan online

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
JL KARIMATA 49 JEMBER 68121
PROGRAM REGULER SORE/EKSTENSI

UJIAN SEMESTER TH AJARAN 2011
MATA KULIAH : MANAJEMEN SDA DAN LINGKUNGAN
DOSEN PEMBINA : IR. HUDAINI HASBI MSc.Agr.
WAKTU : unlimited

SOAL

1.     Apa yang dimaksud dengan SDA? Sebutkan komponen-komponennya
2.     Apa perbedaan antara ekosistem, lingkungan dan habitat
3.     Menurut dsr ada berapa macam Sumber Daya yang ada di dunia ini? Pertanian termasuk didalam sumber daya apa? Jelaskan
4.     Menurut sdr. Apa perbedaan antara pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan? Faktor-faktor apa saja yang menyebabkannya
5.     Menurut sdr. Perlukah AMDAL itu bagi dunia pertanian? Kalau perlu jelaskan alasannya! Jika tidak mengapa?

NB: Kerjakan di bawah soal ini (di komentar sdr...hanya bagi Mhs yg telah sah menjadi anggota) bagi yg idak terdaftar dianggap : 
tidak lulus

Viel erfolg und gluckwunschs!

Sabtu, 18 Juni 2011

GREEN CAMPUS VS GLOBAL WARMING DAN DEGRADASI

GREEN CAMPUS VS GLOBAL WARMING DAN DEGRADASI 
Oleh : Hudaini Hasbi
Summary

LINGKUNGAN

A green campus is a model of environmental , providing education and practical values of environment to the institution, the nation and the world. It integrates environment knowledge into all relevant disciplines, implements research and community service programs on environment, and implements environment knowledge into all campus policies and management practices. The green campus initiatives of Unmuh Jember  include
(1) develop a green policy: green campus strategic plan,
(2) establish teaching/curriculum, research and community services that reflect our green campus mission,
(3) establish a green campus environmental awareness campaign,
(4) implement environmentally management practices, and (5) establish a green campus organizational structure.

Mengapa Perlu Kampus Hijau?
Dunia sekarang ini sudah semakin panas. Meningkatnya pemanasan global ini sudah sangat menghawatirkan. Hal ini karena akan berdampak pada menurunnya  produksi pangan dunia, meningkatnya permukaan air laut dan banjir di kawasan  pantai, hilangnya pulau-pulau kecil, hilangnya spesies-spesies mahluk hidup, meningkatnya kekeringan, meningkatnya badai, dan dampak buruk lainnya. Meningkatnya pemanasan global tersebut, pada dasarnya diakibatkan oleh perbuatan dan keserakahan umat manusia itu sendiri. Penggunaan energi fosil yang tidak berkelanjutan, penggundulan dan pemba-lakan hutan, pembakaran lahan, dan penggembalaan yang tidak berwawasan lingkungan, adalah contoh-contoh intervensi manusia yang tidak berwawasan lingkungan. Akibat dari meningkatnya penggunaan energi fosil dunia dan meningkatnya degradasi sumberdaya lingkungan tersebut, emisi CO2 meningkat tajam yang berakibat pada meningkatnya pemanasan global seperti sekarang ini.
Dalam upaya pengurangan pemanasan global, PBB sudah mencanangkan tahun 2005-2014 sebagai ”the Decade of Education for Sustainable Development”, yang bertujuan mengintegrasikan dasar-dasar, tata nilai dan pelaksanaan pembanguan berke-lanjutan ke dalam semua aspek pendidikan. Kampus harus mendukung program aksi tersebut dengan tindakan nyata. Kampus sebagai pusat kepakaran dan lembaga yang sangat berpengaruh, harus mampu melakukan sesuatu dan memberi contoh best practices dalam mengurangi pemanasan global tersebut. Bagi Universitas Lampung, era ini harus menjadi momentum perubahan menuju paradigma pengelolaan pendidikan tinggi berwawasan lingkungan.
Apa itu Kampus Hijau?
Kampus hijau bukan berarti kampus yang gedung-gedungnya dicat hijau, atau kampus yang hijau dipenuhi oleh pepohonan saja, tetapi pengertiannya lebih dalam lagi. Kampus hijau adalah kampus yang berwawasan lingkungan, yaitu yang menginte-grasikan ilmu pengetahuan lingkungan ke dalam kebijakan, manajemen dan kegiatan tridharma perguruan tinggi. Kampus hijau mempunyai kapasitas intelektual dan sumberdaya dalam mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan tata nilai lingkungan ke dalam misi dan program-programnya. Kampus hijau didesain untuk menghasilkan para pemimpin bangsa, para politikus, para pengusaha, para petani dan para penduduk bumi lainnya yang mencintai bumi. Kampus hijau juga harus bisa menjadi contoh implemen-tasi pengintegrasian ilmu lingkungan dalam semua aspek manajemen dan best practices pembangunan berkelanjutan.
Manfaat dan Peran Kampus Hijau
Minimal ada lima manfaat dan peran Kampus Hijau dalam pembangunan berkelanjutan,yaitu
(1) jasa ekosistem mikro (micro-ecosystem services),
(2) konservasi sumberdaya,
(3) kegiatan tridharma,
(4) wisata kampus, dan
(5) model mini pengelolaan pendidikan tinggi berkelanjutan
(1) Jasa ekosistem mikro
Ruang terbuka hijau dalam Kampus Hijau biasanya dipenuhi pepohonan yang menyerupai ekosistem mikro hutan. Seperti ekosistem hutan, ruang hijau tersebut juga mempunyai jasa ekosistem (ecosystem services), yaitu
(a) meningkatkan carbon sink,
(b) memperbaiki kualitas udara,
(c) memperbaiki tata air, dan
(d) meningkatkan
keaneka-ragaman hayati.Dengan makin banyaknya pepohonan, semak dan rerumputan pada ruang terbuka hijau kampus, maka CO2 melalui proses asimilasi dikonversi oleh tumbuhan hijau tersebut menjadi biomasa (bio-C). Bio-C juga disimpan dalam tanah sebagai hasil dekomposisi serasah. Meningkatnya C-sink dalam bentuk biomasa maupun C organik tanah ini akan mengurangi kadar CO2 udara, sehingga akan menurunkan suhu udara. Sementara itu, oksigen hasil asimilasi yang dilepas ke udara,akan memperbaiki kualitas udara. Itulah sebabnya udara Kampus Hijau akan lebih segar dan lebih bersih
Perbaikan tata air Kampus Hijau dapat terjadi karena ruang terbuka hijau mempunyai kemampuan menyerap air hujan cukup tinggi. Melalui intersepsi dan infiltrasi air hujan yang tinggi, maka aliran permukaan menurun sehingga erosi menurun dan sebaliknya air bawah tanah akan meningkat secara berkelanjutan.
Konsep Kampus Hijau juga meman-faatkan cekungan-cekungan alami maupun buatan untuk menampung air permu-kaan/limbah, sekaligus untuk menambah air bawah tanah. Dengan demikian, konsep Kampus Hijau pada dasarnya didesain untuk memanen air hujan (rain water harvesting) baik secara vegetatif maupun secara fisik .
Keanekaragaman hayati Kampus Hijau baik yang berada di atas tanah (above ground biodiversity)maupun yang berada dalam tanah (below ground biodiversity) juga akan meningkat. Keragaman land uses, seperti pepohonon, semak, rerumputan, dan flora/fauna langka akan meningkatan keanekaragaman hayati above ground. Keanekaragaman land uses tersebut merupakan habitat ideal bagi burung, kupu-kupu dan biota lainnya, sehingga lebih meningkatkan indeks keanekaragaman hayati above ground.
Sementara itu, serasah dari keragaman land uses yang tinggi juga akan meningkatkan keaneka-ragaman biota tanah (below ground biodiversity), seperti makro fauna dan mikroorga-nisme dalam tanah. Meningkatnya keanekaragaman hayati tersebut akan meningkatkan stabilitas ekosistem mikro Kampus Hijau, yang pada akhirnya akan meningkatkan fungsi ekosistem mikro itu sendiri secara berkelanjutan.
(2) Konservasi sumberdaya
Konservasi sumberdaya yang sangat penting adalah sumberdaya energi. Menurut National Geographic (2007), kontributor utama pemanasan global saat ini adalah bahan bakar fosil untuk sumber energi masyarakat industri. Sumber energi ini menyumbang CO2 di atmosfir sebesar 80%, sisanya dari perubahan land uses dan pertanian. Oleh karena itu, salah satu strategi global utama untuk mengurangi emisi karbon setiap tahunnya adalah dengan cara konservasi energi.
Peran Kampus Hijau dalam mendukung agenda global tersebut sangat penting, yaitu dalam penhematan/konservasi energi, seperti penggunaan listrik untuk berbagai kegiatan tridharma dan manajemen. Penggunaan kendaraan, pemanfaatan air, dan pembelian bahan/barang semua harus memperhatikan kaidah konservasi.
Kebijakan hemat energi harus menjadi dasar semua aktivitas kampus.Selain konservasi energi, peran penting Kampus Hijau lainnya adalah dalam konser-vasi plasma nutfah. Kampus Hijau harus melestarikan berbagai flora dan fauna yang hampir punah (dilindungi). Arboratum dalam Kampus Hijau Unila yang merupakan koleksi berbagai pepohonan langka tropis, merupakan upaya kongkrit konservasi spesies pohon yang hampir punah. Pembibitan pepohonan langka diperlukan untuk melestarikan dan menyebarluaskan spesies-spesies langka tadi.
Laboratorium satwa yang dilindungi (rusa Sumatra) juga merupakan peran nyata Kampus Hijau dalam konservasi sumber-daya. Saat ini, rusa-rusa liar yang hidup di habitat kampus ternyata mampu beradaptasi, bahkan telah beranak-pinak.
Kampus Hijau ternyata juga berperan dalam konservasi burung dan kupu-kupu. Berbagai macam burung dan kupu-kupu di Kampus Hijau ternyata makin banyak. Bahkan ditemukan spesies burung dan kupu-kupu yang dilindungi.
(3) Kegiatan tridharma
Kampus Hijau adalah kampus yang mempunyai laboratorium lingkungan yang memadai. Di samping laboratorium konvensional, kampus hijau juga menyediakan laboratorium lapangan beragam antara lain laboratorium satwa liar, arboretum, embung, dan laboratorium alam lainnya yang dapat digunakan untuk melaksanakan tridharma perguruan tinggi di bidang lingkungan hidup. Laboratorium tersebut bukan hanya dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran, tetapi juga untuk penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Arboretum pepohonan misalnya, bisa digunakan untuk praktikum dan penelitian biologi, kehutanan, tanah dan ilmu terkait lainnya. Penelitian tentang keaneka-ragaman hayati baik above ground biodiversity maupun below ground biodiversity ,satwa liar, flora-fauna yang dilindungi, dan composting juga bisa dilakukan. Pengabdian pada masyarakat yang dapat dilaksanakan antara lain pelatihan cara teknik-teknik konservasi sumberdaya, pengomposan, pembibitan pohon, penanganan limbah dan pelatihan tentang lingkungan.
(4) Wisata kampus
Kampus Hijau jika ditata dan dirancang dengan baik dapat menjadi kampus yang asri, sejuk dan nyaman. Kampus bukan hanya menjadi tempat untuk pengembangan ipteks, yang penuh sesak dengan gedung-gedung angker, tetapi bisa juga menjadi tempat rekreasi yang asri. Dengan konsep Kampus Hijau, kampus bukan hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan saja, tetapi juga bisa menjadi salah satu tempat kunjungan wisata. Tempat-tempat di Kampus Hijau yang menarik bagi wisatawan kampus antara lain arboretum, laboratorium satwa liar, burung dan kupukupu, jogging track dalam kawasan arboretum, dan berbagai fasilitas olah raga.
Berbeda dengan tujuan wisata lainnya, wisata kampus mempunyai beragam tujuan yaitu mempromosikan, mensosialisasikan konsep pembanguan berwawasan lingkungan/berkelanjutan kepada masyarakat, dan jika dikemas dengan baik bisa menjadi salah satu sumber income generating Unmuh jbr.
(5) Model mini pengelolaan pendidikan tinggi berkelanjutan
Kampus Hijau dapat menjadi model institusi pendidikan tinggi yang mengintegrasikan ilmu lingkungan ke dalam kebijakan dan manajemen pendidikan tinggi. Sebagai model mini pengelolaan pendidikan tinggi berkelanjutan, Kampus Hijau dapat menjadi contoh good management practices tentang pengembangan kampus berwawasan lingkungan. Konservasi energi, pengelolaan limbah laboratorium, limbah organik/kom-, pos dan daur ulang lainnya adalah contoh-contoh best management practices yang dapat dijadikan model manajemen hijau. Jika Kampus Hijau sudah menerapkan prinsip-prinsip pengembangan pendidikan tinggi berkelanjutan/berwawasan lingkungan, maka Kampus Hijau tersebut dapat menjadi pelopor pembangunan berkelanjutan.
Program Aksi: Unmuh Jember Green Campus Initiatives
Kampus pada dasarnya sudah meletakkan dasar-dasar ”Kampus Hijau” sejak dimulainya pembangunan kampus Unmuh Jember  pertamakali. dan pengintegrasiannya dalam kebijakan dan manajemen kampus belum dilakukan. Oleh karena itu, dasar-dasar ”Kampus Hijau” harus terus dikembangkan melalui program Unmuh Green Campus Initiatives yaitu:
(1) kebijakan hijau: tata ruang dan rencana stratejik,
(2) pengembangan tridharma: pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang berwawasan lingkungan,
(3) penerapan best management practices,
(4) sosialisasi kesadaran lingkungan kampus hijau kepada mahasiswa, dosen dan karyawan, dan
(5) penguatan organisasi dalam pengelolaan kegiatan kebijakan hijau.

Program Aksi Kampus Hijau Unila dapat dijelaskan seperti berikut:
(1) Kebijakan hijau: tata ruang dan rencana stratejik Untuk mewujudkan Unmuh Jbr menjadi Kampus Hijau harus dimulai dari kebijakan hijau, yaitu kebijakan yang didasarkan pada prinsip-prinsip pembangunan berwawasan ling-kungan. Ruang terbuka hijau menjadi prasyarat utama tata ruang Kampus Hijau. Ruang terbuka hijau adalah ruang/lahan yang tidak boleh dibangun, bisa berupa arboretum, taman, kebun, embung dan lahan-lahan lainnya yang masih mempunyai fungsi ling-kungan. Nisbah antara luas ruang terbuka hijau dan luas ruang terbangun kampus 65:35. Lebih luasnya ruang terbuka hijau dibandingkan dengan luas ruang terbangun bertujuan agar udara kampus lebih segar, ketersedian air lebih dari cukup, dan kampus lebih asri. Arsitektur bangunan dan konstruksi gedung harus didasarkan pada kebijakan hijau, antara lain berwawasan lingkungan tropis, penggunaan energi lebih efisien dan menyatu dengan alam.
Rencana Stratejik Unmuh Jbr harus mangakomodasi kebijakan hijau, antara lain kebijakan tridharma dan manajemen pendidikan tinggi berbasis pembangunan berkelanjutan. Selain kebijakan audit keuangan yang sudah dilaksanakan, kebijakan audit lingkungan juga perlu dilakukan.
(2) Tridharma: pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat berwawasan lingkungan
Sesuai dengan Rencana Stratejik, kebijakan tridharma perguruan tinggi (PT) harus mengintegrasikan konsep-konsep pembangunan berkelanjutan. Data menunjukkan bahwa, fakultas pertanian dan MIPA paling banyak menawarkan mata kuliah lingkungan dan mata kuliah yang terkait dengan pembanguan berkelanjutan, yaitu berturut-turut 19 dan 14 mata kuliah, sedangkan FE, FH, FKIP, dan FT masingmasing 2 mata kuliah, dan fakultas yang paling sedikit menawarkan mata kuliah lingkungan adalah FISIP dan PSPD. Oleh karena itu, agar para alumni bisa menerapkan konsep-konsep pembangunan berkelanjutan dalam tugasnya nanti, diperlukan evaluasi dan perbaikan kurikulum terutama di fakultas-fakultas yang kurikulumnya belum memuat mata kuliah ilmu lingkungan.
Kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat harus mewarnai kebijakan Kampus Hijau. Kegiatan penelitian bukan hanya ditujukan untuk pengembangan ilmu lingkungan itu sendiri, tetapi juga menghasilkan teknologi-teknologi yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Kegiatan tersebut bukan hanya dilakukan di kawasan Kampus Hijau saja, tetapi juga dapat dilakukan di luar kampus. Topik-topik penelitian dan pengabdian pada masyarakat berkaitan dengan lingkungan hidup antara lain degradasi hutan, degradasi pertanian lahan kering dan kawasan pesisir, pencemaran sungai dan laut, penanganan limbah agroindustri, carbon sink komposting, keanekaragaman hayati, dan konservasi sumberdaya.
(3) Penerapan best management practices
Program pengelolaan kampus antara lain meliputi pengelolaan kebun/taman, keber-sihan kampus, rehabilitasi dan pemeliharaan gedung, pengelolaan limbah, penggunaan energi/listrik, dan pembelian bahan/barang habis pakai yang dapat didaur ulang. Bagi para pimpinan, kebijakan hijau terutama dapat diterapkan dalam perencanaan, manajemen dan kebijakannya. Dalam pelaksanaan di lapang, semua kegiatan tersebut harus mengikuti dasar-dasar pembangunan berkelanjutan. Bagi para mahasiswa, kegiatan-kegiatannya ditekankan pada pembentukan dan pengembangan kelompok-kelompok pencinta lingkungan, sekaligus menerapkan kebijakan hijau dalam kegiatan sehari-hari, misalnya menanam pohon di kampus, tidak membuang sampah sembarangan, mematikan listrik kalau sudah tidak digunakan, dan menutup kran air kalau sudah selesai digunakan. Dalam mengajar, para dosen harus mampu mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangun-an berkelanjutan dalam mata kuliahnya, dan dapat memberikan contoh bagaimana kita menghargai lingkungan. Para karyawan pun melakukan hal yang sama. Dalam tugas sehari-hari, mereka harus menjaga kebersihan kantor/kampus, dan melakukan penghematan sumberdaya, misalnya mematikan komputer/lampu ruangan setelah selesai bekerja, menghemat kertas dalam pengetikan, mendaur limbah kantor dan kegiatan hemat energi lainnya. Semua kegiatan tersebut merupakan best management practices yang bisa menjadi contoh untuk terus dikembangkan dalam mewujudkan Kampus Hijau Universitas Muhammadiyah Jember.
(4) Sosialisasi kesadaran lingkungan kepada mahasiswa, dosen dan karyawan
Sosialisasi Kampus Hijau sebenarnya sudah dilakukan di berbagai pertemuan, tetapi baru sebatas pengenalan, belum dalam bentuk konsep, kebijakan dan implementasinya. Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan para sivitas akademika dan karyawan dan sekaligus penerapannya dalam aktivitas sehari-hari. Kebijakan Kampus Hijau harus disosialisasikan kepada para pimpinan kampus, sivitas akademika dan karyawan agar mereka juga menerapkan kebijakan hijau ini dalam setiap aktivitas mereka. Sosialisasi Kampus Hijau dapat dilakukan melalui berbagai media: virtual maupun langsung ke masyarakat kampus.. Kebijakan hijau harus menjadi gerakan kampus yang bermuara pada pelaksanaan pembangunan kampus berkelanjutan.
(5) Penguatan organisasi dalam pengelolaan kegiatan kebijakan hijau
Agar Program Aksi Kampus Hijau dapat diimplementasikan dengan baik, diperlukan organisasi yang dapat menjalankan dan mengevaluasi program programnya. Dalam rangka efisiensi, sebaiknya UPT Kebun yang selama ini sudah melaksanakan pengelolaan kebun kampus, perlu ditingkatkan fungsi dan perannya lagi. Struktur organisasinya lebih dikembangkan lagi, dan pendekatan pengelolaanya lebih ditekankan pada prinsip-prisip pembangunan berkelanjutan. Penggunaan pestisida agar dikurangi, devisi kebersihan agar lebih ditingkatkan, kegiatan daur ulang (kompos) perlu dikembangkan lagi, penanaman pohon, semak dan rumput untuk menyediakan habitat kupu-kupu dan burung, perlu terus dilakukan. Selain itu, devisi pembibitan tanaman-tanaman kampus sebagai salah satu profit center, juga layak diadakan. Untuk melengkapi penanganan limbah, kolam-kolam buatan juga perlu dibangun, agar dapat digunakan untuk memanen air sekaligus untuk treatment limbah sebelum dibuang ke luar kampus.
Referensi
Anonim, 2006. Green campus. Alliances to Save Energy: Creating an Energy-Efficient World.
Anonim, 2006. Campus sustainable development structure. The Chinese University of Hongkong.
Anonim, 2007. Bridging the green gap: Moving from concept and knowledge to beheviour and action.
Green Campus Summit, September 21-23, 2007. The Arthur Irving Academy for the
Environment.
Anonim, 2007. Project that work: green campus best practices. Alliances to Save Energy: Creating an
Energy-Efficient World.
Brown, D.G., 2005. Planning a green campus. Environmentatal design and construction. BNP Media.
2007.
Karaoglanova, L., 2007. Green campus. Protecting the Balance between Climate and Life on Earth. A
Project of the Climate Institute.
McKibben, B. 2007. Carbon’s new math. To deal with global warming, the first strep is to do the
numbers. National Geographic. October2007

Rabu, 15 Juni 2011

MAKNA SUMBERDAYA ALAM

oleh: Ir. Hudaini Hasbi,MSc.Agr.
  • “Semua benda hidup dan mati yg terdapat secara alamiah di bumi,
  • Bermanfaat bagi manusia,
  • Dapat dimanfaatkan oleh manusia,
  • untuk memenuhi kebutuhan hidupnya 
Keberadaannya & ketersediaannya:
1. Sebaran geografisnya tdk merata
2. Pemanfaatannya tgt teknologi
3. Kalau diolah menghasilkan produk 
 
Klasifikasi SDA :
1. Lahan : kepemilikan,Penggunaan
2. Air : Air asin dan air tawar yg terdiri dari : air permukaan,air tanah,es/salju dan air atmosfir
3. Hutsan : lindung,produksi,suaka,wisata dan taman nasional
4. Mineral : strategis (A), Vital (B) dan lain (C)

NERACA SUMBERDAYA ALAM

1.  NERACA  =  TIMBANGAN
Alat untuk evaluasi keseimbangan antara dua komponen berbeda yg mempunyai kecenderungan saling berlawanan.
2.  NSDA : Alat evaluasi dan media informasi SDA yg mampu memberikan gambaran ttg kondisi SDA di suatu Daerah
3.  Data Numerik : Angka-angka  (Tabulasi)
     Data Deskriptif : Gambar-gambar
Data Spasial : Peta-peta (Manual, Digital)
4. Kriteria Evaluasi:  Baku Mutu,  Klasifikasi, Indeks Kualitas/ Karakteristik 
 
Penggunaan SDA secara efisien
Menghindari degradasi fungsi / kualitas lingkungan
Meminimumkan resiko bagi masa depan

Sabtu, 23 April 2011

Kondisi dan Masalah Lingkungan Hidup di Indonesia

Kondisi dan Masalah Lingkungan Hidup di Indonesia
Ir. Hudaini Hasbi,MSc.Agr.

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia. Untuk menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan sumber oksigen yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akanterwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.
Lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani dikarenakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah mengenai keadaan lingkungan hidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai daerah. Secara garis besar komponen lingkungan dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok biotik (flora darat dan air, fauna darat dan air), kelompok abiotik ( sawah, air dan udara) dan kelompok kultur (ekonomi, sosial, budaya serta kesehatan masyarakat).


2. LANDASAN TEORI


2.1 Identifikasi Kualitas Lingkungan Hidup

Lingkungan biotik adalah segala makhluk hidup mulai dari organisme yang tidak kasat mata sampai pada hewan dan vegetasi raksasa yang terdapat dipermukaan bumi. Sedangkan lingkungan abiotik merupakan segala segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup yang bukan berupa organisme.
Adanya keinginan untuk mencapai sasaran pembangunan yang ideal ialah membntuk manusia Indonesia seutuhnya secara material dan spiritual. Setiap pembangunan perlu mengkaji komponen yang meliputi komponen biotik, abiotik dan kultur yaitu sebagai berikut:
1. Pembangunan berwawasan lingkungan
Merupakan pengelolaan sumber daya sebaik mungkin dengan pembangunan yang berkesinambungan serta peningkatan terhadap mutu hidup masyarakat. Sasaran pembangunan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan pembangunan dapat menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap lingkungan. Kegiatan tersebut dapat bersifat secara alamiah, kimia maupun secara fisik.
2. Kualitas Lingkungan hidup
Yaitu dengan memperhatikan kondisi lingkungan hidup sekitar yang berhubungan dengan mutu hidup. Kualitas hidup dapat ditentukan oleh tiga komponen utama yaitu terpenuhinya kebutuhan untuk kelangsungan hidup hayati, terpenuhinya kebutuhan untuk kelangsungan hidup manusiawi dan terpenuhinya kebebasan untuk memilih. Lingkungan harus dijaga agar dapat mendukung terhadap kualitas berupa tingkat hidup masyarakat yang lebih tinggi. Lingkungan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan sumber daya serta mengurangi zat pencemaran dan ketegangan sosial terbatas. Batas kemampuan itu disebut daya dukung. Dalam Undang-Undang Lingkungan Hidup, daya dukung lingkungan ialah kemampuan suatu lingkungan untuk mendukung peri kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

2.2 Keterbatasan Ekologi dalam Pembangunan
Biolog lingkungan atau yang biasa dikenal dengan ekologi adalah bagian dari ilmu pengetahuan yang mempunyai hubungan erat dengan lingkungan. Ekologi berasal dari kata oikos yang berarti rumah tangga dan logos yang mempunyai arti ilmu pengetahuan. Jadi, ekologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan keadaan lingkungannya yang bersifat dinamis. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya sangat terbatas terhadap lingkungan yang bersangkutan, hubungan inilah yang disebut dengan keterbatasan ekologi. Dalam keterbatasan ekologi terjadi degradasi ekosistem yang disebabkan oleh dua hal yaitu peristiwa alami dan kegiatan manusia. Secara alami merupakan peristiwa yang terjadi bukan karena disebabkan oleh perilaku manusia. Sedangkan yang disebabkan oleh kegitan manusia yaitu degradasi ekosistem yang dapat terjadi diberbagai bidang meliputi bidang pertanian, pertambangan, kehutanan, konstruksi jalan raya, pengembangan sumber daya air dan adanya urbanisasi.

3. MASALAH-MASALAH PADA LINGKUNGAN HIDUP

Dalam lingkungan hidup di Indonesia, banyak terjadi permasalahan di sungai, laut, tanah dan hutan yaitu sebagai berikut:
1. Pencemaran Sungai dan laut
Sungai dan laut dapat tercemar dari kegiatan manusia seperti penggunaan bahan logam berat, pembuangan limbah cair kapal dan pemanfaatan air panas. Secara biologis, fisik dan kimia senyawa seperti logam tidak dapat dihancurkan. Di berbagai sektor industri dan rumah tangga seperti pemakaian bahan-bahan dari plastik.
2. Pencemaran Tanah
Tanah bisa dapat tercemar apabila penggunaan secara berlebihan terhadap pupuk dan bahan pestisida. Pencemaran tanah mempunyai ciri yaitu adanya perubahan tanah menjadi kering dan keras, hal ini disebabkan oleh jumlah kandungan garam yang sangat besar yang terdapat di dalam tanah. Selain itu, pencemara tanah juga dapat disebabkan oleh sampah plastik karena pada umumnya sampah plastik tidak mengalami proses penghancuran secara sempurna.
3. Pencemaran Hutan
Hutan juga bisa mengalami kerusakan apabila dalam pemanfaatannya tidak terkendali dengan baik. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Salah satu contoh pencemaran atau kerusakan hutan adalah adanya penebangan secara liar. Jika kegiatan tersebut dilakukan secara terus-menerus maka dapat mengakibatkan penggundulan hutan.


4. PENYEBAB &DAMPAK MASALAH LINGKUNGAN HIDUP

Perubahan ekosistem lingkungan yang paling utama disebabkan oleh perilaku masyarakat yang kurang baik dalam pemanfaatan sumber-sumber daya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menyebabkan adanya perubahan ekosistem. Perubahan ekosistem suatu lingkungan terjadi dengan adanya kegiatan masyarakat seperti pemanfaatan lahan yang dijadikan sebagai daerah pertanian sehingga dapat mengurangi luas lahan lainnya. Adanya pertambahan jumlah penduduk dalam memanfaatkan lingkungan akan membawa dampak bagi mata rantai yang ada dalam suatu ekosistem. Selain itu kerusakan hutan yang terjadi karena adanya penebangan dan kebakaran hutan dapat mengakibatkan banyak hewan dan tumbuhan yang punah. Padahal hutan merupakan sumber kehidupan bagi sebagian masyarakat yang berfungsi sebagai penghasil oksigen, tempat penyedia makanan dan obat-obatan.
Jumlah kerusakan flora dan fauna akan terus bertambah dan berlangsung lama jika dalam penggunaannya masyarakat tidak memperhatikan keseimbangan terhadap ekosistem lingkungan. Dampak dari perubahan ekosistem akan berkurang jika masyarakat mengetahui dan memahami fungsi dari suatu ekosistem tersebut. Kerusakan ekosistem membawa dampak bukan hanya pada keanekaragaman terhadap flora dan fauna juga dapat mmbawa pengaruh lain terhadap masyarakat itu sendiri seperti longsor, banjir dan erosi. Selain itu kerusakan lingkungan bisa di sebabkan oleh sampah. Sampah yang semakin banyak dapat menimbulkan penguapan sungai dan kehabisan zat asam yang sangat dibutuhkan bagi mikroorganisme yang hidup di sungai. Serta dapat pula disebabkan dari pembuangan limbah cair dari kapal dan pemanfaatan terhadap penggunaan air panas yang dapat menimbulkan laut menjadi tercemar.

5. UPAYA-UPAYA MENGATASI MASALAH LINGKUNGAN HIDUP

5.1 Usaha Mengatasi berbagai Masalah Lingkungan Hidup
Pada umumnya permasalahan yang terjadi dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya.
2. Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber daya alam maka diperlukan penegakan hokum secara adil dan konsisten.
3. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
4. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap dapat dilakukan dengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi.
5. Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan penggunaan indicator harus diterapkan secara efektif.
6. Penetapan konservasi yang baru dengan memelihara keragaman konservasi yang sudah ada sebelumnya.
7. Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan lingkungan global.

5.2 Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan Hidup dan Berkelanjutan
Untuk menanggulangi masalah kerusakan yang terjadi pada lingkungan perlu diadakan konservasi. Konservasi dapat diartikan sebagai upaya untuk memelihara lingkungan mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat sampai bangsa.
Pengelolaan sumber daya alam merupakan usaha secara sadar dengan cara menggali sumber daya alam, tetapi tidak merusak sumber daya alam lainnya sehingga dalam penggunaannya harus memperhatikan pemeliharaan dan perbaikan kualitas dari sumber daya alam tersebut. Adanya peningkatan perkembangan kemajuan di bidang produksi tidak perlu mengorbankan lingkungan yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Apabila lingkungan tercemar maka akan berdampak buruk bagi kelanjutan dari keberadaan sumber daya alam yang akhirnya dapat menurunkan kehidupan masyarakat. Dalam pengelolaan sumber daya alam perlu diperhatikan keserasiannya dengan lingkungan. Keserasian lingkungan merupakan proses pembentukan lingkungan yang sifatnya relatif sama dengan pembentukan lingkungan. Pengelolaan sumber daya alam agar berkelanjutan perlu diadakannya pelestarian terhadap lingkungan tanpa menghambat kemajuan.

5.3 Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan
Dalam pengelolaan sumber daya alam agar tetap lestari maka dapat dilakukan uasaha atau upaya sebagai berikut:
1. Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus selalu hijau karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di darat.
2. Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air sebagia air tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.
3. Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai reservoir air, tata air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.
4. Adanya pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah.
5. Sebelum melakukan pengolahan diperlukan adanya pencegahan terhadap pembuangan air limbah yang banyak dibuang secara langsung ke sungai.
6. Adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman penduduk, perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lain.
7. Adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat pencemaran tinggi sehingga menimbulkan polusi.
8. Memperbanyak penggunaan pupuk kandang dan organik dibandingkan dengan penggunaan pupuk buatan sehinnga tidak terjadi kerusakan pada tanah.
9. Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha pengendalian agar memiliki nilai yang ekonomis.
10. Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi laju erosi.
11. Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara berlebihan.
12. Untuk menambah nilai ekonomis maka penggunaan bahan mentah perlu dikurangi karena dianggap kurang efisien.
13. Reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah penggalian.

5.4 Pengelolaan Daur Ulang Sumber Daya alam
Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat dikurangi dengan cara melakukan pengembangan usaha seperti mendaur ulang bahan-bahan yang sebagian besar orang menganggap sampah, sebenarnya dapat dijadikan barang lain yang bisa bermanfaat dan tentunya dengan pengolahan yang baik. Pengelolaan limbah sangat efisien dalam upaya untuk mengatasi masalah lingkungan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengelolaan limbah dengan menggunakan konsep daur ulang adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengelompokan dan pemisahan limbah terlebih dahulu.
2. Pengelolaan limbah menjadi barang yang bermanfaat serta memilki nilai ekonomis.
3. Dalam pengolahan limbah juga harus mengembangkan penggunaan teknologi.

5.5 Pelestarian Flora dan Fauna
Untuk menjaga kelestarian flora dan fauna, upaya yang dapat dilakukan adalah mendirikan tempat atau daerah dengan memberikan perlindungan khusus yaitu sebagai berikut:
1. Hutan Suaka Alam merupakan daerah khusus yang diperuntukan untuk melindungi alam hayati.
2. Suaka Marga Satwa merupakan salah satu dari daerah hutan suaka alam yang tujuannya sebagai tempat perlindungan untuk hewan-hewan langka agar tidak punah.
3. Taman Nasional yaitu daerah yang cukup luas yang tujuannya sebagai tempat perlindungan alam dan bukan sebagai tempat tinggal melainkan sebagai tempat rekreasi.
4. Cagar alam merupakan daerah dari hutan suaka alam yang dijadikan sebagai tempat perlindungan untuk keadaan alam yang mempunyai ciri khusus termasuk di dalamnya meliputi flora dan fauna serta lingkungan abiotiknya yang berfungsi untuk kepentingn kebudayaan dan ilmu pengetahuan.


6. Kesimpulan dan Saran
6.1 Kesimpulan
Penyebab terjadinya masalah lingkungan hidup adalah adanya kegiatan masyarakat seperti pembuangan limbah pabrik, sampah dari rumah tangga, penebangan dan kebakaran hutan yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap sungai dan laut, tanah, hutan sehingga banyak flora dan fauna yang punah.
6.2 Saran
masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dalam pemanfaatan sumber daya harus memperhatikan dampak yang timbul dari penggunaan sumber daya tersebut terhadap lingkungan sekitar agar tidak terjadi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup.

Pengelolaan dan Manajemen Sumber Daya Alam

Dosen : Ir. Hudaini Hasbi,MSc.Agr

Pengelolaan Sumber Daya Alam mengacu pada pengelolaan sumber daya alam seperti tanah, air, tanah, tunbuhan dan hewan , dengan fokus khusus pada bagaimana manajemen mempengaruhi kualitas hidup baik untuk generasi sekarang dan masa depan. Pengelolaan sumber daya alam adalah sebangun dengan konsep pembangunan berkelanjutan , suatu prinsip ilmiah yang membentuk dasar untuk berkelanjutan pengelolaan lahan global dan tata lingkungan untuk melestarikan dan melestarikan sumber daya alam.
Pengelolaan sumber daya alam secara khusus berfokus pada pemahaman ilmiah dan teknis sumber daya dan ekologi dan pendukung daya hidup sumber daya itu. Istilah manajemen lingkungan juga mirip dengan pengelolaan sumber daya alam.
Suatu proses pengelolaan sumber daya alam secara sistematis, yang mencakup berbagai aspek penggunaan sumber daya alam (ekonomi biofisik, sosio-politik, dan) memenuhi tujuan produksi produsen dan pengguna langsung lainnya (misalnya, keamanan pangan, profitabilitas, keengganan risiko) sebagai juga tujuan dari masyarakat yang lebih luas (misalnya, pengentasan kemiskinan, kesejahteraan generasi mendatang, pelestarian lingkungan). Hal ini berfokus pada keberlanjutan dan pada saat yang sama ia mencoba untuk menggabungkan semua stake holder mungkin dari tingkat perencanaan itu sendiri, mengurangi kemungkinan konflik di masa depan.
Ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan. Singkatnya, daya dukung lingkungan ialah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup.
Di bumi ini, penyebaran sumber daya alam tidak merata letaknya. Ada bagian-bagian bumi yang sangat kaya akan mineral, ada pula yang tidak. Ada yang baik untuk pertanian ada pula yang tidak. Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harusdilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut :
  1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
  2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
  3. Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien, serta pendaurulangan (recycling).
  4. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan alam.
Akhir-akhir ini tampak bahwa penggunaan sumber daya alam cenderung naik terus, karena:
  1. pertambahan penduduk yang cepat
  2. perkembangan peradaban manusia yang didukung oleh kemajuan sains dan teknologi.
Oleh karena itu, agar sumber daya alam dapat bermanfaat dalam waktu yang panjang maka hal-hal berikut sangat perlu dilaksanakan.
  1. Sumber daya alam harus dikelola untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, tetapi pengelolaan sumber daya alam harus diusahakan agar produktivitasnya tetap berkelanjutan.
  2. Eksploitasinya harus di bawah batas daya regenerasi atau asimilasi sumber daya alam.
  3. Diperlukan kebijaksanaan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada agar dapat lestari dan berkelanjutan dengan menanamkan pengertian sikap serasi dengan lingkungannya.
  4. Di dalam pengelolaan sumber daya alam hayati perlu adanya pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
  5. Teknologi yang dipakai tidak sampai merusak kemampuan sumber daya untuk pembaruannya.
  6. Sebagian hasil panen harus digunakan untuk menjamin pertumbuhan sumber daya alam hayati.
  7. Dampak negatif pengelolaannya harus ikut dikelola, misalnya dengan daur ulang.
  8. Pengelolaannya harus secara serentak disertai proses pembaruannya.
Tiga Asumsi utama dalam sumber daya alam berbasis manajemen masyarakat adalah bahwa; penduduk setempat lebih baik ditempatkan untuk melestarikan sumber daya alam, orang akan menghemat sumber daya hanya jika keuntungan melebihi biaya konservasi dan orang akan menghemat sumber daya yang terkait langsung dengan kualitas hidup mereka. Ketika orang lokal kualitas hidup ditingkatkan, upaya dan komitmen untuk menjamin masa depan kesejahteraan sumber daya juga ditingkatkan. Namun tantangan utama adalah memiliki lebih keterbatasan melakukan dengan intervensi teknis daripada dengan mengelola hubungan antara orang-orang.

Pesan yang disampaikan oleh pengalaman kasus sederhana: cara yang paling efektif untuk memperkenalkan manajemen sumber daya alam adalah untuk melibatkan pengguna sumber daya dan pemangku kepentingan lokal lainnya dalam berbagi belajar dan inovasi, yang memperkuat mata pencaharian mereka. Pengetahuan lokal, pengalaman, dan tradisi manajemen sumber daya alam merupakan aset berharga bila dimanfaatkan untuk penelitian dan tindakan. Memahami dan menggambar atas aktiva tersebut mengarah ke inovasi manajemen sumber daya alam lebih berhasil daripada ketika pengguna lokal diperlakukan sebagai pengamat uninformed untuk diserahkan solusi teknis oleh “ahli” dan dikemas skema pengaturan oleh pemerintah. Proses penelitian tindakan partisipatif dapat menjadi alat yang ampuh untuk inovasi manajemen bersama.

 Pengelolaan Sumber Daya Alam Sebagai Payung Kesejahteraan

Dosen : Ir. Hudaini Hasbi,MSc.Agr

Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat kaya akan keragaman baik jenis maupun manfaatnya berupa hasil bumi, hasil laut, hasil tambang dan lain sebagainya. Sayangnya kekayaan ini belum dapat dikelola secara maksimal sehingga cita-cita menuju masyarakat yang adil dan makmur masih belum terwujud.
Pengelolaan sumberdaya alam cenderung dilakukan secara over eksploitatif dimana hasil alam dikeruk sebesar-besarnya tanpa memperhatikan keberlanjutan dan kelestarian alam itu sendiri. Akibatnya selain lingkungan menjadi rusak, timbulah permasalahan-permasalahan sosial seperti kemiskinan, kecemburuan sosial, hilangnya mata pencaharian.
Model-model pengelolaan sumberdaya alam saat ini adalah dengan membuka peluang investasi sebesar-besarnya melalui investor baik investor dalam negeri maupun investor luar negeri dengan tanpa memberikan peluang kepada masyarakat setempat untuk mengelola kekayaan alamnya. Pada kenyataannya, masyarakat hanya diberikan ruang yang sangat terbatas dalam mengelola sumberdaya alam di tempat mereka tinggal. Itupun tak lebih dari sekedar memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja perusahaan yang berinvestasi.
Pengelolaan sumberdaya alam seharusnya melalui pendekatan manajemen sumber daya alam yang adil dan berkelanjutan yang menempatkan masyarakat setempat sebagai pelaku utama dalam mengelola sumberdaya alam melalui pengembangan industri perdagangan berbasis sumberdaya alam, penguatan komunitas serta kemitraan bisnis yang saling menguntungka, dengan mempertimbangkan upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup, peningkatan kesejahteraan masyarakat, penghapusan kemiskinan, dan pendemokratisasian pengelolaan sumber daya alam dan harus diselenggarakan secara terpadu dan profesional.
Percepatan pembangunan ekonomi yang sehat di seluruh nusantara harus dilakukan melalui paradigma baru yaitu menempatkan komunitas sebagai pelaku utama dalam mengelola hasil kekayaan alam guna meningkatkan dan memperkuat kegiatan-kegiatan ekonomi. Sumber daya alam adalah termasuk dalam kategori komoditas yang bersifat inelastis, maka konsekuensinya adalah: jika komoditas ini mengalami kenaikan harga, maka pendapatan total (total revenue) yang akan didapatkan oleh para penjual komoditas ini (produsen) akan semakin tinggi. Oleh karena itu, semakin tinggi harga komoditas ini, maka akan semakin besar pendapatan total yang akan diperoleh para penjualnya. Naik turunnya harga dari komoditas SDA ini akan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap naik turunnya biaya produksi. Selanjutnya, naik turunnya biaya produksi ini tentu juga akan berpengaruh langsung terhadap naik turunnya produksi nasional secara agregat. Apabila harga komoditas SDA mengalami kenaikan, maka secara ekonomi makro akan mengakibatkan terjadinya inflasi, yaitu harga-harga secara umum mengalami kenaikan, sekaligus di sisi lain akan meyebabkan pendapatan rakyat di negeri itu mengalami penurunan, alias rakyat akan menjadi semakin miskin.
Mengingat posisi strategis dari sumber daya alam bagi keberlangsungan ekonomi umat manusia secara keseluruhan, maka pembahasan seharusnya lebih difokuskan kepada persoalan yang paling fundamental, yaitu menyangkut keberadaan dari sumber daya alam itu sendiri.
Rantai antara sumber daya alam (SDA), sebagai suatu kondisi yang diberikan (dianugerahkan), sumber daya infrastruktur (SDI) daerah, sebagai payung dan wadah yang secara formal akan mengelola SDA tersebut, serta –yang terpenting- sumber daya manusia (SDM), sebagai faktor utama berhasilnya pelaksanaan pengelolaan SDA dan SDI, adalah sesuatu yang harus ada dan merupakan syarat bagi berhasilnya program pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Pada suatu masanya, SDA akan semakin habis atau menipis jumlah cadangannya, sementara –tergantung dari keberhasilan program pengelolaan- SDI daerah baik dan buruknya akan sangat bergantung dari SDM sebagai faktor kunci dan subyek dalam rantai pengelolaan ini. Keberlangsungan hubungan SDA-SDI-SDM yang berkelanjutan akan sulit terwujud jika tidak ada komitmen yang tulus dari semua pihak yang berperan dalam aktifitas pengelolaan SDA dalam pengembangan, pemberdayaan dan pemanfaatan SDM daerah.
Persoalan yang paling krusial menyangkut permasalahan sumber daya alam di negeri Indonesia ini sesungguhnya bukan terletak pada masalah langka atau tidaknya sumber daya ini, bukan juga pada masalah mahal atau tidaknya harga sumber daya alam ini di tingkat dunia. Termasuk juga, bukan masalah sulit atau tidaknya untuk mendapatkannya. Akan tetapi, semuanya hanya bermuara kepada keputusan politik ekonomi dari pengelolaan sumber daya itu sendiri.




Pengertian Sumber Daya Alam dan Pembagian Macam/Jenisnya



Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber daya alam seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi lainnya.

A. Sumber daya alam berdasarkan jenis :

- sumber daya alam hayati / biotik adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup. contoh : tumbuhan, hewan, mikro organisme, dan lain-lain
- sumber daya alam non hayati / abiotik adalah sumber daya alam yang berasal dari benda mati. contoh : bahan tambang, air, udara, batuan, dan lain-lain

B. Sumber daya alam berdasarkan sifat pembaharuan :

- sumber daya alam yang dapat diperbaharui / renewable yaitu sumber daya alam yang dapat digunakan berulang-ulang kali dan dapat dilestarikan. contoh : air, tumbuh-tumbuhan, hewan, hasil hutan, dan lain-lain
- sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui / non renewable ialah sumber daya alam yang tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya dapat digunakan sekali saja atau tidak dapat dilestarikan serta dapat punah. contoh : minyak bumi, batubara, timah, gas alam.
- Sumber daya alam yang tidak terbatas jumlahnya / unlimited contoh : sinar matahari, arus air laut, udara, dan lain lain.

C. Sumber daya alam berdasarkan kegunaan atau penggunaannya

- sumber daya alam penghasil bahan baku adalah sumber daya alam yang dapat digunakan untuk menghasilkan benda atau barang lain sehingga nilai gunanya akan menjadi lebih tinggi. contoh : hasil hutan, barang tambang, hasil pertanian, dan lain-lain
- sumber daya alam penghasil energi adalah sumber daya alam yang dapat menghasilkan atau memproduksi energi demi kepentingan umat manusia di muka bumi.misalnya : ombak, panas bumi, arus air sungai, sinar matahari, minyak bumi, gas bumi, dan lain sebagainya.